Pandemi COVID-19 adalah salah satu tragedi yang memilukan, menghancurkan, dan ‘tak terlupakan di dunia, khususnya di Bali yang sebagian besar mengandalkan sektor pariwisata sebagai mata pencaharian masyarakat. Namun, justru dari sanalah Over The Moon tercipta. Tahun 2020, di mana kekuatan kebersamaan dan cinta kasih terhadap ibu pertiwi membawa Over The Moon melintasi bulan hingga akhirnya menapaki jalan di mana kebahagiaan dapat dirasakan dan disebarkan. Itu semua dapat dilihat dari senyum para pegawai yang ‘tak pernah pudar menyambut para pelanggan mereka, para penyuplai dengan semangat membumbung tinggi membawakan buah, telur, dan sayuran cantik mereka untuk jadi olahan lezat di Over The Moon, dan para pelanggan yang menghabiskan waktu berjam-jam di cafe.
Apakah Over The Moon seperti cafe biasanya?
Ya, barangkali dari luar nampak seperti itu.
Terlihat pemandangan para pelanggan yang menikmati harumnya aroma makanan dan lezatnya hidangan sambil mengerjakan pekerjaan mereka. Dentingan gelas-gelas yang terisi dengan minuman menyegarkan. Parkiran yang luas dengan penjagaan yang dapat diandalkan. Namun, bila menjelajah lebih dalam, Over The Moon bukan hanya suatu cafe biasa di Sanur, melainkan juga tempat yang menyajikan kebahagiaan sebagai menu utama. Sebuah cafe yang menyejahterakan juga, di mana para pegawai punya kesempatan mengembangkan diri mereka melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan, dan di setiap sesi itu selalu ditanamkan bahwa cinta terhadap lingkungan yang diwujudkan dengan aksi sungguhan adalah hal penting karena sudah menjadi nilai tersendiri di Over The Moon. Tidak hanya itu, terjadi ikatan erat antara pegawai dengan pelanggan yang membuat kecintaan terhadap lingkungan itu terbentuk semakin kuat. Begitulah pengantar dari Kak Lia Ardisasmita – yang menceritakan Over The Moon dengan senyum antusias di wajahnya.
Orang-orang datang ke Over The Moon karena merasa punya teman dan keluarga. Dapat dikatakan nilai kebersamaan menjadi keistimewaan di cafe ini. Ada suatu waktu di mana seorang pegawai terdampak musibah dan tim Over The Moon turut membantu dan memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar membuat si pegawai terbantu. Hal ajaibnya, itu diteladani oleh pelanggan. Mereka tidak ragu untuk membantu tim Over The Moon juga ketika ada yang mengalami masalah. Di saat-saat tertentu, bahkan terdapat pelanggan yang mengundang tim Over The Moon untuk datang ke pernikahannya. Lebih mengejutkannya lagi, ada yang menggunakan ruangan cafe Over The Moon sebagai kantornya. Mulai dari makan bersama, rapat, hingga pertemuan-pertemuan penting.
Lalu, dari mana inisiatif pengurangan plastik sekali pakai berasal?
Rupanya para shareholders di Over The Moon adalah pencinta lingkungan yang sadar bahwa bila mereka tidak memulai sesuatu, maka ancaman kerusakan bumi akan makin parah. Nah, karena itulah cafe yang penuh kebahagiaan ini dari awal berkonsep rumah di mana semua orang dapat mengekspresikan kecintaan mereka terhadap lingkungan dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai.
Over The Moon dengan menjadi anggota PlastikDetox berkomitmen untuk tidak menggunakan plastik & boxes untuk take away, kemudian juga mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu, mengurangi penggunaan kertas dan tisu toilet serta mulai menggunakan serbet sebagai pengganti tisu di meja. Barang-barang dikemas dengan kantong belanja yang bisa didaur ulang dan minyak jelantah diolah menjadi biodiesel. Selain itu, Over The Moon memproduksi dan menjual tas kain murah untuk para pelanggan. Bahkan, Over The Moon sebisa mungkin tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi tanah dalam menu makanan mereka. Konsep kearifan lokal Hindu-Bali juga diusung, Tri Hita Karana, misalnya. Setiap ada upacara keagamaan yang dilakukan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Memang, ada begitu banyak upaya yang dilakukan oleh Over The Moon untuk membuktikan kesungguhan bahwa tanpa plastik pun hidangan dapat dinikmati dengan senyuman bahagia.
Gayung bersambut, inisiatif lain pun datang dari pelanggan Over The Moon sendiri, seperti menawarkan menaruh keranjang di cafe sebagai wadah pengumpulan pakaian bekas yang masih bisa digunakan kembali. Penanganan limbah fast fashion yang bagus, bukan?
Oh, apa ada yang terlewat?
Ada. Hal unik lain di Over The Moon adalah setiap pegawai yang direkrut untuk bekerja akan ditanya lebih dahulu sejauh mana pengetahuannya mengenai lingkungan. Bukan hal yang harus dikhawatirkan bila pemahaman masih kurang, sebab di Over The Moon semuanya dirangkul dan diajak beraksi bersama-sama.
Meski begitu, selalu ada kendala di setiap proses. Salah satu tantangan terbesar yang dialami oleh Over The Moon adalah beberapa perusahaan besar, vendor, dan mitra delivery masih menggunakan plastik sekali pakai. Malahan, terasa lebih mudah berkomunikasi dengan para penyuplai sayuran dan buah-buahan lokal untuk bersama-sama menggunakan pengganti plastik. Namun, dengan kegigihan tim Over The Moon, edukasi dan advokasi terus dilakukan tanpa kenal kata menyerah.
Selain membantu menangani Triple Planetary Crisis, aksi pengurangan plastik sekali pakai yang dilakukan Over The Moon juga dapat menghemat biaya pengeluaran. Benarkah? Ya! Sebelumnya bahkan untuk pengeluaran tisu saja besarnya berjuta-juta per bulan. Ini merupakan kebanggan tersendiri di samping jumlah pelanggan yang memiliki concern di bidang sustainability bertambah.
Over The Moon tidak hanya mengimplementasikan nilai kebersamaan dalam ekosistem bisnisnya, melainkan juga mendukung keberlanjutan petani lokal, seperti produk Kopi Arca yang berasal dari Kintamani dan sayur-sayuran dari Bedugul, Bali. “Bisnis harus bermanfaat bagi semuanya,” seperti itu Lia menegaskan.
Jika bertanya mengenai apa level tertinggi dalam mencintai seseorang, barangkali akan dijawab dengan keikhlasan hati. Lantas, bagaimana dengan mencintai lingkungan? Maka, jawabannya adalah ketika semua orang sadar betapa menyedihkannya kondisi ekosistem saat ini dan mulai bergerak untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Tentu, menjaga komitmen untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai tidaklah mudah, baik secara internal maupun eksternal. Namun, dengan pengingat terus-menerus di setiap kegiatan, baik saat leadership training maupun pertemuan bulanan, komitmen itu dapat terus dijalankan.
Bicara tentang tujuan jangka panjang, Lia memaparkan keinginannya supaya para pegawai dan pelanggan dapat membawa nilai-nilai peduli lingkungan yang ada di Over The Moon ke rumah dan disebarkan ke anggota keluarganya. Ke depannya, Over The Moon juga akan merancang program pengumpulan kantong belanja bekas atau spunbond bag dari rumah tangga untuk digunakan kembali.
Penutup dari Kak Lia, “Whenever possible, just do it!”
Penulis: Ni Luh Putu Krisna Angga Dewi
Editor: Sri Junantari